Friday 9 April 2010

AM, AU atau MA?


Kandidat Ketua umum Partai Demokrat kini sudah mengerucut lagi. Tinggal dua nama yang kerap disebutkan, Anas Urbaningrum dan Andi A Mallarangeng. Satu nama lain, Marzuki Alie, semakin tenggelam. Dari kedua nama itu, Anas yang dinilai paling berpeluang memimpin partai pemenang Pemilu 2009 ini hingga lima tahun mendatang.

Bahkan menurut Survei Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi, dan Sosial (LP3ES), posisi Andi masih di bawah Marzuki. Survei pada 1-20 Maret 2010 dengan 481 responden yang berasal dari seluruh ketua DPC/DPD Partai Demokrat se-Indonesia, menunjukkan posisi Anas Urbaningrum sebagai kandidat teratas dengan perolehan 46,2%, Marzuki Alie 21,3%, serta Andi Mallarangeng hanya 2,3%.

Kepala Divisi Penelitian LP3ES Fajar Nursahid, mengatakan, pilihan terhadap Anas Urbaningrum dan keunggulan Marzuki atas Andi tak terlepas dari tingkat kepuasan elit dan kader partai itu terhadap kinerja mereka. Anas Urbaningrum dan Marzuki Alie dipandang elit Partai Demokrat dalam beberapa kesempatan dianggap peduli dengan pengurus daerah dan cabang. "Seperti saat kasus Bank Century, pengurus daerah berkirim SMS kepada Marzuki Alie dan Anas Urbaningrum langsung dibalas. Bagi orang daerah, ini adalah luar biasa karena merasa tersanjung," paparnya.


Menanggapi hasil survei itu, pengamat politik CSIS J Kristiadi menilai, jika merujuk hasil tersebut, posisi Anas Urbaningrum memang paling diminati. Hanya saja menurutnya, tidak ada jaminan hasil itu akan berlangsung hingga Kongres III Partai Demokrat Mei mendatang. "Tidak mustahil terjadi perubahan peta dukungan. Dua hal menjadi penyebab, yakni figur yang mendapat restu dari SBY, serta faktor uang. Jika ada calon yang mengeksploitasi restu SBY dan keluarganya, bisa saja Anas kalah," ujarnya. Kristiadi menambahkan, publik kini menanti sikap SBY. "Jika saja SBY sampai memberi restu pada salah seorang kandidat, maka selesai sudah."

Pendapat Kristiadi nyaris senada dengan apa yang dikemukakan Peneliti senior LSI Burhanuddin Muhtadi. Ia memandang, terlalu berisiko besar jika SBY melakukan intervensi dalam Kongres III Partai Demokrat. "Resistensi intervensi SBY berbeda dengan kongres Partai Demokrat 2005. Implikasinya akan jauh lebih rumit bagi Partai Demokrat, karena pada Pemilu 2014 SBY harus menyapih Partai Demokrat," sebutnya.

Tetap Yakin

Meski hasil survei LP3ES tak menguntungkan, tim sukses 'AM for PD1' masih tetap optimis memenangi kompetisi dalam 1 putaran. "Itu bukan bad news. Surveinya kan dibuat sebelum AM deklarasi dan orang belum tahu AM maju sebagai calon Ketum DPP PD. Coba survey dilakukan sekarang, pasti beda hasilnya," kata sekretaris timses AM for PD1, Ramadhan Pohan di Jakarta, kemarin.

Merujuk periode survey berlangsung pada 1-20 Maret 2010, maka memang banyak dinamika internal terkini pasca deklarasi AM for PD1 pada 28 Maret 2010 yang tidak tercakup oleh LP3ES. Misalnya saja dukungan dari dua calon ketum DPP PD, Agus Hermanto dan Dudi Gumbiro.

Hal lain yang menurut anggota Komisi I DPR belum tercakup dari survei LP3ES adalah terus mengalirnya dukungan dari DPD dan DPC kepada AM. Dukungan itu merupakan hasil pendekatan langsung AM ke seluruh tingkatan pengurus daerah untuk sosialisasikan pencalonan dirinya sebagai Ketum DPP PD 2010-2015. "Respons dan dukungan terus mengalir. Saya tetap optimis AM akan menang satu putaran," tandasnya.

1 comment:

Anonymous said...

Andaikan SBY berniat akan me reshuffle kabinet menyusul koalisi yang retak, niscaya AM yang akan menjadi ketum. Dengan begitu, posisi Menpora akan dilepasnya, maka gerbong kabinet akan berubah sesuai tuntutan mitra koalisi, terutama partai demokrat-